Jalan-jalan ke kota tua, eh Melaka... Malaysia

Hamil bukan berarti ngga bisa jalan-jalan. Waktu misua ngajakin jalan-jalan ke Melaka, gw sih hayuk aja, sambil mikir, emang ada apa sih di Melaka? Denger-denger katanya semacam kota tua-nya Malaysia gitu deh. Akhirnya menjelang hari-H (14-15 Maret 2015), barulah dimulai browsing blog orang-orang tentang Melaka, seperti biasa, kepo-in blog orang-orang: Nginep di mana? Kuliner apa aja? Ke mana aja selama di sana?
Pilihan hotel jatuh pada TheExplorer Hotel.
Sayang sekali gw udah lupa blog mana yang rekomendasi hotel ini. Tapi ngga nyesel pilih hotel ini, lokasinya benar-benar strategis buat jalan-jalan di Melaka, adanya di Jalan Merdeka, di mana semua tempat wisata yang biasa didatangi di Melaka bisa ditempuh dengan jalan kaki dari hotel ini. Lokasinya pun diapit Mall Mahkota Parade dan ruko-ruko tempat makan dan oleh-oleh. Seperti biasa, ini hotel kecil, kalo ngga salah cuma 4 lantai, ngga ada kolam renang. Tapi seperti yang sebelumnya gw sebutkan, yang gw cari adalah kenyamanan istirahat, dalam arti kamar dan toilet bersih dan berfungsi dengan baik, dapat sarapan.
Melaka berjarak sekitar 150 km dari Kuala Lumpur, bisa ditempuh dengan kurang lebih 2 jam naik mobil. Waktu itu gw berangkat agak santai, siang udah sampai di hotel. Habis itu beberes, shalat, trus istirahat sebentar karena badan juga lagi agak ngga enak. Maklum, bumil 7 bulan, udah mulai gampang capek, hehe.
Karena itu akhirnya diputuskan cari makan di mall sebelah aja yaitu Mall Mahkota Parade, yang tinggal ngesot sampe. Tapi setelah lihat-lihat, ngga ada yang menarik. Akhirnya putar haluan ke Ikan bakar parameswara, di pengkalan pernu umbai. Tempatnya harus ditempuh dengan mobil karena agak jauh, sekitar 20 menit dari hotel.
Ikan bakar parameswara ini salah satu tempat wajib dikunjungi di sana, kalo berdasarkan blog-blog yang gw baca, bisa dibilang best-nya deh kalo bahasa orang sini. Tapi dasar lidah indonesia ya, menurut gw masih enakan seafood-seafood di Jimbaran, Bali.
Yang seru waktu di sana adalah, dari blog yang gw baca tempat ini buka dari jam 5 sore, kecuali weekend, buka dari siang. Berhubung gw di sana hari sabtu, jadi pede aja dateng, dan pas sampe sana memang keliatan agak rame. Dengan pede gw di sana cari pelayannya buat pesan makanan. Ternyata informasi di blog itu salah! Bukanya tetap jam 5 meskipun weekend. Dan orang-orang yang lagi makan adalah satu rombongan bis besar yang memang sudah booking tempat. Terus gimana dong?
Berhubung di situ ada boss-nya, dia tanya, “berapa orang?”
“Bertiga,” jawab gw.
“Ya udah ngga apa-apa.”
Terus temennya atau pegawainya nyeletuk, “iya kasian itu liat lagi hamil, takutnya ngidam.”
Kira-kira begitulah percakapannya, aslinya sih dalam Bahasa Melayu, cuma langsung gw translate aja lah ya. Alhamdulilah, rejeki ibu hamil :p
Abis makan balik lagi ke hotel, tiduran sebentar. Terus lanjut jalan nyebrang hotel, naik becak berhias karakter film frozen, keliling-keliling objek wisata di sana, dan di setiap objek becaknya berhenti buat nungguin kita foto-foto dan liat-liat.
Let it goooo...

Setelah itu naik menara taming. Menara taming adalah menara tinggi untuk kita lihat-lihat pemandangan dari atas. Tapi yang naik cuma misua sama anak aja, gw ngga berani *sambil menatap perut*.
Abis itu balik lagi ke hotel, hihi sering banget ya ke hotel, abis deket sih. Enak kan bisa mandi sore dan istirahat dulu, kalo hotelnya jauh kan males bolak-balik. Malamnya makan di Asam Pedas JR, lokasinya di sebelah hotel, terkenal juga kayaknya soalnya ruamee. Lalu hari itu ditutup dengan River Cruise, sampe hotel udah tengah malem.
Hari kedua, nyebrang ke sebelah Menara Taming, beli tiket Ducktour. Rencana pengen Ducktour abis sarapan, tapi ternyata dapat jadwal pagi penuh jadi dapat yang agak siang. Ya udah sambil nunggu jalan-jalan lagi aja.
Tujuan pertama Stadhuys Museum, soalnya pas naik becak kemarin museumnya udah tutup karena udah sore, lagipula abang becak emang cuma mau nunggu sebentar buat foto-foto. Di Melaka ini banyak sekali museum, kalo yang suka ke museum puas deh datengin satu-satu.
Setelah itu tinggal nyebrang ke Jonker street, ini bisa dibilang kayak china town lah, tapi kebanyakan tempat makan, karena itu ngga berani beli makanan apa-apa karena ragu sama kehalalannya, hehe.. jadi cuma lihat-lihat aja.
Setelah itu istirahat sambil makan cendol durian, terus naik becak ke lokasi Ducktour, soalnya udah pegel jalan kaki :p  Apa sih Ducktour? Ducktour  itu jalan-jalan keliling Melaka, dengan mobil yang bisa sekaligus beroperasi sebagai kapal. Jadi setelah keliling Melaka, kita memasuki laut dan keliling-keliling.

Setelah selesai, balik lagi ke hotel, sholat dan istirahat. Makan siang rencananya di Kedai makan hajah mona, tapi karena takut kesorean akhirnya ganti ke Asam pedas selera kampung, ini juga terkenal enak katanya, dan lokasinya masih di sebelah hotel. Tapi akhirnya cancel juga karena penuuuhh, ngga ada tempat duduk dan waiting list, padahal udah laper, akhirnya makan di Asam pedas JR lagi. Oh iya beli oleh-oleh juga banyak di deretan Asam pedas ini.
Kesimpulannya, menurut gw Melaka oke, sebab luas dan pengaturannya bagus. Memang lokasinya banyak tempat bersejarah dan banyak museum. Seandainya kota tua Jakarta juga dibuat kayak gini gw rasa akan lebih menarik dan ramai pengunjung.

0 Response to "Jalan-jalan ke kota tua, eh Melaka... Malaysia"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel