Senda Gurau Belaka

Wei... udah lama ngga update blog! Apakah ada berita baru? Ada. Kemaren Jakarta diguncang gempa. Sumbernya dari Tasikmalaya, berkekuatan 7,3 SR, kejadiannya kira-kira jam tiga sore.

Sesaat sebelum gempa terjadi, ada beberapa hal yang aku lakukan yang pada akhirnya mempengaruhi kejadian saat dan setelah gempa terjadi. Ini hal yang aku lakukan berdasarkan kronologis:

1. Aku yang baru selesai meeting sekitar jam 3 kurang, berpikir ingin pulang, tapi akhirnya memutuskan untuk shalat dulu di kantor supaya ngga mepet nanti shalatnya. Sambil nunggu ashar, rencananya mau pompa asi.
2. Telpon Ibu W, yang sama-sama ibu menyusui, janjian mo mompa bareng. Si Ibu W mau nyusul aja katanya.
3. Telpon Bapak T, nanyain sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan.

4. Balik ke ruang meeting, rencananya mau bales email dulu sebelum mompa.
5. Pas baru buka laptop, dateng salah satu teman satu tim-ku, Pak C, dia datang sambil bertanya sesuatu. Saat itulah goyangan terasa dan aku bercanda, “Eh, Pak C dateng kok goyang-goyang ya? Kayak gempa aja. Hahaha…!” terus temanku yang masih di ruang meeting berkata, “Eh emang gempa ini….”
6. Lalu dia ngajak aku keluar, tanpa membawa apa-apa, tapi sesaat aku ragu, diam di ruang meeting, kemudian menutup laptop dan menuju keluar ruang meeting.
7. Aku bukan menuju pintu keluar, tapi menuju meja tempat tasku berada. Orang-orang masih ada yang buru-buru keluar, ada juga yang masih ragu. Ada yang bertanya, “Eh, udah berhenti ya?”, ada yang nyaut, “Beluuum….”
8. Aku sudah di meja, langsung angkat tas dan menjinjingnya. Lagi-lagi aku tidak menuju ke pintu, tapi ke pantry, karena ingat masih ada asi yang aku pompa di kulkas. Gempa masih terasa, euphoria kepanikan juga terasa. Tangan dan kakiku gemetar saat mengambil blue ice dan asi kemudian memasukannya dalam cooler bag.
9. Tangga darurat penuh, orang-orang bilang, “macet”, dan mencari tangga yang lain. Aku mengikuti arus ke tangga yang lain. Karena aku di lantai 4, ngga makan waktu lama untuk sampai ke lobby.
10. Di luar gedung, banyak sekali orang berkumpul. Aku sempat ngobrol-ngobrol dulu dengan bos-ku yang berkata, “Sempet-sempetnya ngambil tas?” dan bercanda-bercanda sebentar. Juga ngomongin kerjaan dengan temanku yang lain.
11. Akhirnya aku pulang. Di bis pun orang-orang membicarakan gempa.
12. Alhamdulillah aku sampai rumah dengan selamat.


Di dalam bis, ada beberapa hal yang terpikirkan olehku (menghayal mode ON):

1. Seandainya aku berpikir untuk shalat di rumah aja, mungkin pas gempa terjadi, aku terjebak dalam lift. (Hikmah: Jangan menunda shalat)
2. Seandainya aku ngga nelpon Ibu W, Bapak T, ngga kembali ke ruang meeting untuk bales email, mungkin pas gempa terjadi, aku di dalam mother’s room alias executive room yang sempit dan ngga ada sinyal. When u’re alone in a small room and earthquake is happening, what would happen if you’re panic? Anything! (Hikmah: Selesain kerjaan dulu sebelum pulang dan kalo pompa asi jangan sendirian, hehehe)
3. Ternyata saat gempa terjadi pun aku masih bercanda aja kerjaannya. Aku berpikir, beginikah caraku menghabiskan hidup? Seandainya gempa kemarin adalah akhir hidupku *lebay*, apakah saat-saat terakhirku pun bercanda, bukan menyebut nama-Nya? *mengerikan*
4. Ternyata saat gempa terjadi, entah sadar atau ngga, yang terpikir adalah our beloved ones, dan aku yakin, itulah yang mendorongku mengambil tas dan ngga langsung turun. Aku langsung pengen pulang, bertemu mereka. Karena lagi-lagi, seandainya gempa kemarin adalah akhir hidupku *lebay lagi*, aku mau menghabiskannya dengan yang tercinta. Karena kalau aku menghabiskannya di kantor, bukan dekat orang-orang tercinta, rasanya hidup ini sia-sia.
5. Seandainya aku selamat dari gempa dan ternyata maut tetap menjemputku di bis, aku yakin ngga akan kecewa. I’m done. I’ve tried my best. Di sisa hidupku aku berusaha bertemu my beloved ones, bukan berkutat dengan pekerjaan. Secinta-cintanya aku sama pekerjaanku, ngga bakal melebihi cintaku ke keluargaku deh!
6. Terakhir, karena masih diijinkan hidup oleh-Nya, aku berharap, berdoa, semoga waktu yang masih diberikan-Nya ini bisa kupergunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan dunia-akhiratku. Amin.

0 Response to "Senda Gurau Belaka"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel