Tentang tujuh bulanan

Lagi cari2 info ttg tujuh bulan, eh ketemu link ini: http://nieosa.blog.com/1493597/

Sedikit kutipan dari isi blog itu:
"Menyambut kelahiran bayi salah satunya dengan acara tujuh bulanan atau tingkepan, adat itu biasa dipakai di Jawa dan Bali. Adat yang lahir dari tradisi umat hindu itu kini masih dipakai." *
Waduh… Padahal baru aja nanya-nanya ke kakak-kakak (include kakak ipar) dan beberapa temen. Ternyata kakak iparku ngadain tujuh bulanan, lengkap dengan rujak dan siraman. Sedangkan kakak-kakak kandungku ngga ada yang ngadain, karena dari tradisi adat palembang emang ngga ada tujuh bulanan, biasanya adat jawa yang ada tujuh bulanan. Menurut kakakku yang nomor dua memang tujuh bulanan bukan tradisi islam, ditambah katanya juga malah nambah-nambahin bid'ah.

Bid'ah apaan sih? Itu loh…. (Bingung ngasih taunya, jadi ngutip aja deh dari
http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=29). "Bid`ah amaliyah adalah penetapan satu ibadah dalam agama ini padahal ibadah tersebut tidak disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya." Kenapa bid'ah amaliyah yang aku tulis di sini sebagai penjelasan? Karena perbuatan tujuh bulanan ini termasuk dalam kebiasaan/adat maka kayaknya termasuk bid'ah amaliyah.

Disitu bid'ah amaliyah dibagi lagi menjadi 3:
Pertama : yang membantu mewujudkan perkara kebaikan dan ketaatan maka adat seperti ini termasuk amalan qurbah (yang mendekatkan diri kepada Allah).
Kedua : yang membantu/mengantarkan kepada perbuatan dosa dan permusuhan maka adat seperti ini termasuk perkara yang diharamkan.
Ketiga : adat yang tidak masuk dalam bagian pertama dan kedua (yakni tidak masuk dalam amalan qurbah dan tidak pula masuk dalam perkara yang diharamkan) maka adat seperti ini mubah (boleh dikerjakan).
Wallahu a'lam bishawab.

Nah, dari ketiga kategori tersebut termasuk dimanakah tujuh bulanan itu??? Kalo mo nyari aman sih, mendingan ngga usah ngadain acara tujuh bulanan. Cuma siap-siap aja ngejelasin ke keluarga & temen tiap ada yang nanya kenapa ngga ngadain tujuh bulanan. Hmm.. Ngejelasin tentang hal ini bukan hal yang gampang lho.. Sebab bisa-bisa kita malah menyinggung atau bahkan menyakiti hati orang yang mendengarnya apabila mereka melakukan perayaan tujuh bulanan atau merasa tujuh bulanan itu penting dan wajib. Hmm… mesti hati-hati pilih-pilih kata nih…..

Jadi, masih mau pilih yang bid'ah?


* Diedit minimal, tanpa mengurangi makna & isi

2 Responses to "Tentang tujuh bulanan"

della said...

Kalo Palembang emang nggak ada nujuh bulanan Du, tapi empat bulanan.
Dulu sih waktu mertua nanya kenapa nggak ngadain, i bilang aja salah ngitung, kirain baru tiga bulan trus pas ngirain udah empat bulan, dokter bilang udah masuk bulan kelima :))
Alasan yang aneh tapi ya gimana lagi, kenyataannya emang i salah ngitung sih, hihihi..

- ijulia - said...

Adu lagi hamil 7 bulan ya ?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel