Fenomena prank


Semenjak media sosial diramaikan dengan berbagai macam fenomena prank yang dilakukan oleh youtuber, banyak anak kecil maupun anak muda yang ikut-ikutan, mulai dari prank yang kecil-kecilan, mungkin kalau bahasa jamanku ini masih di level iseng, lalu prank yang mulai keterlaluan, kalau jamanku mungkin bisa dibilang level nakal, sampai prank yang berbahaya bahkan sampai mengancam nyawa, kalau menurutku pribadi ini level penjahat! Kenapa penjahat? Ya iyalah, wong sampai membahayakan nyawa seseorang. Adakah dampak positif prank? Aku rasa tidak. Yang ada hanya dampak negatif prank. Yang ada hanya bahaya prank.

Aku benci prank.

Aku benci prank.

Aku benci prank.

Harus tiga kali sebagai penekanan, hahaha.

http://info-rumaysho.blogspot.com/2018/08/blog-post_1.html

Dari sejak awal fenomena video prank mulai “mewabah”, aku sudah membencinya, meskipun dulu belum banyak berita mengenai prank yang membahayakan nyawa. Sewaktu nonton, aku berpikir, “Äpa sih ini?”, “Nanti kalau ditiru anak kecil bagaimana?”,”Ini orang nggak mikir panjang ya?”, “Nggak takut dosa jariyah apa kalau tindakannya ditiru banyak orang?”, dan pemikiran-pemikiran semacamnya.

Sebelum masa prank di jagat raya youtube marak, sebenarnya sudah ada acara televisi luar negeri yang menyuguhkan prank, yaitu “Just for Laugh Gags”. Memang dulu ketika menonton acara itu aku suka tertawa-tawa, lucu rasanya melihat orang lain dikerjai. Tapi setelah dewasa, aku berpikir, untuk apa ya melakukan hal seperti itu? Apa iya untuk bisa tertawa kita mesti mengerjai orang lain? Apa tidak ada hal lucu dalam kehidupan yang bisa kita tertawakan TANPA MENYAKITI orang lain? Kasihan sekali.

Memang nge-prank itu menyakiti? Mungkin ada yang berpikir seperti itu. YA IYA LAH! Menyakiti fisik atau paling tidak menyakiti hati. Beda tipis sama Bullying. SAMA-SAMA MENDZALIMI. Memangnya mendzalimi itu tindakan yang bagus? Tindakan yang terpuji? Tindakan yang bermanfaat? PIKIR SENDIRI JAWABANNYA.

Bagiku, prank adalah berbuat bohong, menipu. Pelaku prank berarti pembohong, penipu. Mau jadi apa kita kalau kehidupan kita dihiasi dan diwarnai dengan kebohongan-kebohongan, penipuan-penipuan?

Lagipula, kalau yang mengaku islam, mengaku beriman, seharusnya tahu kalau Allah dan Rasulnya, Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam nggak suka tindakan berbohong. Coba perhatikan nih haditsnya.

“Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.” [HR Abu Dawud no. 4990. Hasan] *
Ada satu lagi hadits lain, perhatikan bagian yang aku tebalkan.

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” **

Kita itu hidup di dunia cuma sekali, coba dong dipikir panjang, tindakan apa saja yang mau kita kerjakan di dunia ini, yang bermanfaat untuk akhirat kita. Atau sudah nggak percaya lagi dengan hari akhir?



Sumber hadits:



0 Response to "Fenomena prank"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel