Rencana

Namaku Anton, aku punya seorang supir bernama Supri, Suprianto. Aku membenci dia karena dia berusaha merebut istri aku. Aku sangat mencintai istriku. Aku tahu mengenai rencana busuknya. Dia bermaksud kabur membawa istri dan harta bendaku. Aku hanya bermaksud menggagalkan rencananya.

***

“Heh Kampret! Sini kamu! Mobil saya sudah siap belum??? Nyuci mobil aja ngga kelar-kelar! Ngapain aja sih kerja kamu???”

“Maaf Pak Anton. Tadi saya ada keperluan dulu di belakang.. sebentar lagi mobil bapak siap.”

“Alasan saja! Saya mau berangkat sekarang! Satu menit lagi tidak selesai, kamu saya PECAT!”

“Baik pak.”

“Dasar kampret! Ngakunya ada perlu di belakang, paling juga ada main sama istriku di sana!”

“Dasar mandul lo! Pagi-pagi gini udah nyemprot gw. Awas, liat aja nanti!”

***

Nama saya Shinta, saya dan suami saya, Anton, memang memiliki seorang supir bernama Supri. Tetapi saya tidak pernah berselingkuh dengan supir kami. Itu hanya dugaan suami saya belaka. Saya sangat mencintai suami saya.

***

“Psst..! Mbak Shinta, sini….”

“Ah Mas Supri, kok masih panggil mbak sih? Panggil Shinta aja, atau sayang….”

“Ah iya ya sayang….”

“Nah kan betul.. Si Kampret kurang ajar itu berdua-duaan sama istriku sayang.”

“Ah kebetulan Mas Anton lihat…. Pasti rencana saya buat dia cemburu berhasil! Dengan begini dia akan kembali pada saya dan menomorduakan pekerjaannya."

***

Kami sudah delapan tahun menikah, namun belum dikaruniai anak. Karena merasa tidak percaya diri, akhirnya aku melarutkan diri dalam pekerjaanku. Tak terasa sudah tiga tahun lebih aku selalu pulang malam, bahkan tidak pulang karena bekerja. Tak kusangka hal itu malah yang membuatnya lari dariku.

Kami sudah delapan tahun menikah, namun belum memiliki anak. Saya tidak pernah keberatan dengan hal itu, dan masih ingin terus berusaha, namun sepertinya suami saya sudah menyerah. Tiga tahun belakangan ini, dia tidak pernah memperhatikan saya, selalu dan selalu saja bekerja. Saya merasa kesepian. Kebetulan dua tahun yang lalu dia mulai mempekerjakan Supri, sehingga saya membuat rencana untuk membuatnya cemburu. Yang saya inginkan hanyalah membuat suami saya kembali pada saya dan menomorduakan pekerjaannya.

SMS dari Supri tidak pernah saya hapus, termasuk rencana yang telah kami susun. Hal itu sengaja saya lakukan karena saya tahu, setiap malam suami saya mengecek handphone saya. Suami saya selalu melakukannya setiap kali saya terlelap, padahal saya hanya berpura-pura terlelap. Saya hanya berharap, ia akan menggagalkan rencana saya dan Supri. Saya hanya ingin ia kembali pada saya.

SMS dari Supri sialan itu tak pernah dihapusnya. Bodoh sekali istriku, dia tidak tahu kalau setiap malam aku selalu cek handphone-nya. Suatu malam, aku membaca SMS dari Supri tentang memo yang dia selipkan di ruang baca. Malam itu aku ke sana untuk membacanya. Bodohnya mereka! Aku pun membuat rencana untuk menggagalkan rencana mereka.

“Yang, sesuai permintaanmu, semua detil rencana kita telah kutulis dalam memo. Kusembunyikan di lemari buku di ruang baca, di antara buku Selling for Managers dan buku Reformasi Ekonomi Negara Maju.” Inilah isi SMS dari Supri, seperti yang baru saya bacakan, masih belum saya hapus sampai sekarang. Pada malam itu, suami saya mengendap-endap keluar kamar, saya yakin ia pergi ke ruang baca. Ya, Saya yakin, saya tahu, ia akan menggagalkan rencana kami. Saya pun sebenarnya membenci Supri, dia merasa sudah memiliki saya, dan mulai berani kurang ajar pada saya kalau Mas Anton tidak ada. Saya tidak suka sama dia! Saya benci! Saya betul-betul ingin Mas Anton menggagalkan rencana saya.

***

“Supri! Pagi ini turunkan aku di parkiran. Aku ada urusan dengan kolegaku. Karena ini diluar urusan kantor, kami janjian bertemu di sana.”

“Baik Pak.”

“Baik Yang Terhormat Bapak Anton. Hari ini akan aku penuhi semua permintaanmu. Hanya sampai hari ini saja. Setelah ini semua kebahagiaanmu akan berakhir!!!”

“Nah, parkir di sebelah sana saja. Kami akan bertemu di lantai ini.”

“Baik Pak.”

“Sekarang coba kau belikan aku jus sirsak dulu! Di kantin gedung bawah. Hanya di sana yang enak. Harus jus sirsak! Kolegaku tak mau kalau bukan sirsak. Kalau di sana tidak ada, beli di Gedung Sakti, di sana yang jual anaknya Ibu kantin, jadi rasanya sama. Cepat ya! Sepuluh menit!”

“Baik Pak.”

“Biar rasa kau! Tidak akan ada jus sirsak hari ini! Kau tak mungkin kembali dalam sepuluh menit!!!”

“Sial! Makin aneh aja permintaan Si Anton. Semoga ada jus sirsak di sana. Aku mesti cepat. Shinta, ah bukan, harta kekayaanku sudah menunggu. Shinta masalah belakangan. Biar kupikirin nanti.”

“Bu, beli jus sirsak.”

“Wah mas, kalo hari ini ga jual jus sirsak. Cuma ada hari rabu dan jumat.”

“Waduh! Kenapa begitu? Apa ga bisa disediain sekarang??? Saya cuma butuh dua gelas kok bu! Masa ga bisa??”
“Duh, ga ada buahnya mas. Kalau mau, mungkin di gedung sebelah ada. Cuma kalau mau yang rasanya sama, bisa beli di Gedung Sakti, di sana anak saya yang jual.”

“Itu sih saya udah tau! Ya udah deh kalo gitu! Gimana sih! Jual kok pake pilih-pilih hari!”

“Duh, mau beli jus aja kok galak banget. Kalau tau anak saya jual di Gedung Sakti, mestinya tau kalau di sini jual jus sirsak cuma rabu sama jumat. Orang udah stress kali ya”

“Ah, sial! Terpaksa aku ke Gedung Sakti. Mana bisa sepuluh menit ke sana.. naik ojek pun perlu tiga puluh menit bolak-balik. Dasar sial! Siap-siap kena semprot lagi aku! Rencana pun terpaksa mundur. Ah sudahlah, biar nanti ku SMS Si Shinta. Semoga setelah ini tidak ada permintaan aneh lagi dari Si Anton.”

***

Senin, 18 Februari 2008. Berita.com – Sebuah sedan terjun dari Gedung Parkir lantai 10 kantor Badan Pemerintahan X. Satu korban tewas, diduga bernama Suprianto, supir dari Anton Syamsudin, salah satu Kepala Bagian Badan Pemerintahan X. Pihak kepolisian sedang melakukan olah TKP dan investigasi terhadap pihak-pihak terdekat.

***

Dua puluh menit cukup bagiku. Aku hanya melaksanakan rencanaku. Setelah itu Supri kutelpon agar segera kembali. Kukatakan padanya bahwa kolegaku telah pergi dan jus sirsak itu buat dia saja karena tidak diperlukan lagi. Kemudian aku kembali ke kantorku dan bekerja seperti biasa. Berselang kira-kira dua puluh menit kemudian, terjadilah insiden itu. Kini istriku tak ada yang mengganggu lagi. Aku tak bersalah. Dialah yang salah karena sudah merebut istri orang. Aku tidak bersalah. Aku hanya melakukan yang benar. Agar istriku kembali padaku.

Rencana saya, suami saya akan datang memergoki kami berdua ketika akan kabur. Setelah itu saya akan menjelaskan semuanya, bahwa ini hanyalah usaha saya agar ia cemburu. Agar ia kembali pada saya. Seharusnya rencana saya ini berhasil jika tidak ada insiden itu! Rencana saya gagal. Insiden itu terjadi. Saya tidak pernah menyangka begini caranya rencana itu akan gagal. Padahal saya hanya berharap Mas Anton memecat dan mengusirnya. Itu saja. Saya sangat mencintai Mas Anton. Saya percaya ini hanyalah sebuah kecelakaan. Mas Anton tidak mungkin bersalah.

***

"Lapor pak! Bapak Anton Syamsudin telah selesai diinterogasi di Ruang A."

"Lapor pak! Ibu Shinta Soedrajat juga telah selesai diinterogasi di Ruang B."

"Baik. Kedua tersangka telah selesai diinterogasi. Terimakasih atas pekerjaan kalian."

"Lapor pak! Telah ditemukan catatan harian Supriyanto."

"Baik. Taruh di mejaku."

Kamis, 14 Februari 2008
Hari yang menyebalkan. Setiap hari makian dan suruhan Si Anton makin menjadi-jadi. Dia makin memperlakukan aku seperti kacung. Tapi ngga apa-apa, keahlianku dalam mendekati wanita sudah kugunakan dengan baik. Shinta sudah jatuh ke tanganku. Dia setuju untuk kabur bersamaku bersama dengan harta benda Si Anton. Tak lupa, kami akan kabur dengan mobil kesayangannya. Rasakan! Semua miliknya akan musnah dalam sekejap, dan aku akan terbebas dari penderitaanku.

Minggu, 17 Februari 2008
Segalanya telah siap. Rencana telah diatur rapi. Detail sudah kusiapkan di memo, sesuai keinginan Shinta. Aku akan kaya! Aku akan KAYAA!! Shinta akan kusingkirkan juga. Tapi itu biarlah nanti. Rencana pertama ini kujalankan dulu. Jika berhasil, baru Shinta kubereskan. Hahahaha! Besok penderitaanku akan berakhir!

Senin, 18 Februari 2008
Aku ngga bisa tidur. Aku terlalu bersemangat menanti hari ini. Hari pelaksanaan. Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu tiba. Penderitaanku akan berakhir!!!!

***

Rabu, 20 Februari 2008. Berita.com – Pihak kepolisian menyatakan bahwa Anton Syamsudin terbukti bersalah karena telah melakukan pembunuhan berencana terhadap Suprianto. Pelaku telah ditahan dan sang Istri, Shinta Soedrajat akan diperiksa kembali sebagai saksi terkait pembunuhan berencana tersebut. Ibu Darti, penjaja kantin, sedang diperiksa sebagai saksi yang terakhir melihat keberadaan korban.

5 Responses to "Rencana"

della said...

Wawww..
Great story, Du! Keren..

atik said...

dapet darimana du ceritanya? keren..

adu catumorli said...

Tararengkyuu :) great ya? keren toh? Hmm, kira2 bs dimuat disurat kbr ga ya? hihihi..
narsis mode.

Tambahan buat atik: kok dpt drmn? itu gw bikin sendiri neng...

Anonymous said...

du nanggung...si supir matinya kenape????emang si anton ngapain?sabotase mobilnya?huhuhu...

*jd inget cerpen kasus nya Intisari..:p

The Void said...

Lanjutin atuh ceritanya. Trik apa yang digunakan Anton untuk membunuh Supri ? Kalau bagian itu nggak dilengkapi terasa ada yang kurang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel