Marak kampanye LGBT, cintaku dan cintamu
Akhir-akhir ini media sedang
marak mengenai isu LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender). Aku bukan ingin
membahas mengenai pengertiannya, karena sudah cukup banyak artikel yang
membahasnya. Aku ingin membahas sebuah tahap sebelum seseorang memasuki ranah
LGBT.
LGBT adalah perbuatan yang
dilarang dalam agama islam, banyak orang yang sudah tahu itu. Lantas kenapa
mereka masih melakukan? Karena mereka kalah. Ya, pelaku LGBT adalah orang-orang
yang kalah dari hawa nafsu mereka.
Ada yang terbawa lingkungan, ada
yang merasa terperangkap dalam tubuh yang salah. Apapun alasannya, itu adalah
nafsu yang harus dilawan. Biasanya, sebelum terjerumus dalam perilaku LGBT,
mereka merasakan SSA, singkatan dari Same
Sex Attraction, alias mereka merasakan ketertarikan terhadap sesama jenis.
Pada tahap ini, bukan waktunya menyerah kalah pada hawa nafsu, tapi waktunya
melawan, fight back! Jangan mau
kalah.
Caranya bagaimana? Mintalah
pertolongan pada Allah, dan banyak-banyaklah mempelajari Al-Quran. Bukankah
Al-Quran itu obat segala penyakit hati? Dan Same
Sex Attraction itu adalah salah satu penyakit hati? Yang namanya penyakit
ya harus berusaha disembuhkan.
Penyakit hati ada banyak,
contohnya saja, iri, dengki, sombong, kikir, dan lain-lain. Kadarnya juga
berbeda, ibarat penyakit badan, ada yang ringan, ada yang berat. Tapi kadar
penyakit hati itu bagaimana, Allah lah yang paling tahu.
Orang yang diberikan penyakit
sombong banyak yang berusaha sembuh. Orang yang diberi penyakit pelit, juga
banyak yang berusaha sembuh. Begitu juga dengan yang suka menggunjing, atau
penyakit hati lainnya. Kalau yang diberi penyakit hati jenis lain saja mau
berusaha sembuh, mengapa pelaku LGBT tidak?
Selamat bagi yang berusaha
sembuh, semoga Allah memberi kemudahan. Yang aneh adalah orang-orang yang
bangga dengan perilaku LGBT mereka, penyakit kok dipelihara?
Menjawab pertanyaan mereka, “Kalau kaum Nabi Luth diazab karena perilaku
homoseksualnya, kenapa kami tidak diazab seperti mereka?” Nah inilah, sebaiknya sebelum melontarkan
pertanyaan, perhatikan dulu bagaimana kisah para Nabi itu. Sebelum kaum-kaum
itu diazab, para Nabi dan pengikutnya yang setia yang mentauhidkan Allah dan
mengikuti Nabi akan diselamatkan terlebih dahulu, sehingga yang diazab adalah
benar-benar kaum yang membangkang dan tidak mau menuruti perintah Allah.
Ada lagi, coba perhatikan
Al-Quran, surat Al-Anfal (8) ayat ke 33:
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedang kamu berada di
antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka sedang mereka
meminta ampun.”
Bagi umat Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, azab tidak akan turun selama beliau masih hidup,
dan selama masih ada umat muslim yang meminta ampun atau beristighfar.
Jadi intinya, selama pelaku LGBT
masih hidup di antara orang-orang yang beristighfar, mereka tidak akan diazab
seperti kaum-kaum terdahulu, azab mereka adalah setelah mati dan setelah
kiamat.
Jaman sekarang ini, kampanye LGBT
seolah semakin marak, semakin terbuka dan meluas. Untuk apa sibuk kampanye? Padahal, cinta
pada sesama manusia adalah sesuatu yang rentan, sesuatu yang mudah lapuk.
Sedangkan cinta kepada Tuhan adalah sesuatu yang agung, jauh lebih indah, dan
layak diperjuangkan. Jika kalian pelaku LGBT berjuang atas nama HAM, maka kami
pun berjuang atas nama agama. Jika kalian memperjuangkan cinta kepada sesama
jenis, maka kami pun memperjuangkan cinta kami kepada Tuhan.
2 Responses to "Marak kampanye LGBT, cintaku dan cintamu"
Factor tokoh juga turut andil membesarkan nama lbgt lihatlah di tv setiap panggung ada komunitas ini mereka mendapat eksistensi..
Iya mba, kehadiran tokoh publik membuat komunitasnya semakin terasa biasa dan wajar di sebagian masyarakat
Post a Comment