Jangan marah
Sungguh. Jangan marah.
Apakah kau mau kalah?
Dari musuhmu yang
sebenarnya.
Bukankah syaithan itu
musuhmu yang nyata?
Bukankah mereka senang,
tertawa riang gembira saat kita bergelimang dalam dosa?
Dan lari dari
tanggungjawab saat ditanya di neraka?
“Sungguh aku berlepas
diri darimu,” begitu bukan katanya?
Dia cuma berbisik,
memberi ide.
Lalu kenapa kita manut?
Manggut-manggut, bagai
hiasan dasboard mobil.
Sungguh bodoh yang
masih nurut.
Siapa yang bodoh?
Aku. Aku pun bodoh.
Dan hanya dengan meminta
perlindungan-Nya lah kita bisa menang.
Insyaa Allah.
0 Response to "Jangan marah"
Post a Comment