This is Port Dickson, not Anyer
Orang Jakarta kalau kangen
Pantai, biasanya kemana? Bali. Biasanya itu jawabannya, betul ngga? Iya kalau
yang dicari adalah pantai yang indah-indah, kalau dana memadai, dan waktu
cukup. Berarti syaratnya ada tiga ya: pantai indah, dana memadai, waktu cukup.
Bagaimana kalau salah satu, dua, atau ketiganya tidak ada? Misalkan sekedar mau
main di pantai, atau dana kurang memadai, atau waktu yang dimiliki cukup
pendek. Biasanya, jawabannya berubah jadi: Anyer.
Lalu bagaimana dengan kami yang
tinggal di Kuala Lumpur? Biasanya jawabannya adalah: Port Dickson. Port Dickson
adalah sebuah kawasan pinggir pantai yang jaraknya bisa ditempuh sekitar 1,5-2
jam dari Kuala Lumpur. Ada beberapa pantai yang cukup terkenal di kawasan ini
yaitu Teluk Kemang, Pantai Purnama, dan Pantai Tanjung Biru (Blue Lagoon).
Jangan membayangkan pantai yang
indah-indah seperti di Bali. Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, kawasan Port
Dickson adalah bagaikan Anyer bagi orang Jakarta. Sebab kalau membayangkan Bali
tentu bakal kecewa ketika sampai di Port Dickson. Sebab kalau standarnya Bali,
kebanyakan pantai jadi terlihat biasa, sebab Bali sudah cukup berhasil
meningkatkan standar sebuah pantai sehingga pantai lain jadi terlihat sangat
biasa.
Ini yang punya sendal kemana? |
Lalu mengapa kami ke Port
Dickson? Sebab liburan kemarin, si Kakak kangen main di pantai, dan kami tidak
memiliki ketiga syarat di atas. Kalau sekedar kangen main di pantai, berarti
pantai apapun boleh toh? Dana ke Bali juga lumayan, mending buat pulang kampung
ke Jakarta. Waktu cuti suami pun terbatas. Jadi pilihan jatuh ke Port Dickson.
Beberapa hari sebelum kesana,
beberapa teman yang sudah pernah kesana bilang, “ngga usahlah ke sana, mending
ke sini..” sambil menyebutkan pantai-pantai lain. Bahkan gurunya si Kakak yang
notabene orang Malaysia pun tidak merekomendasi pantai ini. Tapi karena kami
sudah yakin mau kesana (biar tahu, biar ngga penasaran), maka rencana perjalanan
pun tetap dilaksanakan.
Biar puas main di pantai, kami
sengaja menginap semalam di sana, pilihan jatuh ke PD Waterfront Boutique Hotel. Hotelnya lumayanlah, seperti postingan jalan-jalan sebelumnya,
cari hotel ngga usah yang mahal-mahal yang penting nyaman buat tidur. Bisa
dilihat di website hotelnya, hotel ini kamarnya luas (kami pilih yang king bed
+ single bed), bisa lari-larian deh di kamar, hehehe. Lokasinya juga strategis,
dekat tempat makanan lokal dan internasional yang biasa dicari alias McD, Pizza
Hut, Starbucks, dekat atm dan supermarket 24 jam. Dan jarak dari hotel ke
tempat-tempat tersebut bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Hari pertama kami main di pantai
teluk kemang dan pantai purnama. Makan siang di Sarah Seafood (dekat hotel) dan
makan malam di Seri Mesra Ikan Bakar. Dua tempat itu aku rekomendasikan deh,
rasa masakannya enak. Seri Mesra Ikan Bakar memang cukup terkenal di kalangan
orang sini, bisa dibilang salah satu tempat yang wajib dikunjungi kalo kesini
lah.
Hari kedua kami main di Pantai
Tanjung Biru atau dikenal juga Blue Lagoon Beach, sebelumnya sarapan dekat pantai
tanjung biru, kemudian ditutup dengan beli kaos Port Dickson biar serasa turis
banget hehehe, dan makan siang di Cowboys Place. Tempat ini juga terkenal
dengan nasi kukus ayam bakar, dan memang beneran enak, aku rekomendasikan juga
deh.
Lalu bagaimana? Apakah kami akan
kembali ke Port Dickson? Belum tahu, mungkin kalau si Kakak minta lagi bisa
jadi kesana, Wallahu a’lam. Tapi yang jelas, pengalaman di sana not bad lah. Sebab kami kesana tidak
dengan harapan ketemu pantai yang indah jadi so far so good lah, makanannya juga enak-enak.
Terus kalau ada yang mau ke Port
Dickson apakah aku akan merekomendasikannya? Terserah aja, kalau mau kesana ya
silakan, daripada penasaran, hehehe... oke deh, segitu dulu.
2 Responses to "This is Port Dickson, not Anyer"
Udah pernah coba Langkawi? Jauh sih.. tp kebayar sama indahnya hehehe
Belum mba fi.. pengen sih.. insya Allah kpn2 kesana hehe
Post a Comment